Scroll untuk baca artikel
PANGKALPINANG

Kerap di Hembuskan Isu Tidak Sedap, Prof Udin Tegaskan Kelola BUMD Tanpa Dana APBD

126
×

Kerap di Hembuskan Isu Tidak Sedap, Prof Udin Tegaskan Kelola BUMD Tanpa Dana APBD

Sebarkan artikel ini

PANGKALPINANG — Menjelang Pelkada ulang, bakal calon Wali Kota Pangkalpinang, Saparudin atau yang akrab disapa Prof Udin diserang dengan hembusan isu BUMD Babel kala dirinya menjabat direktur. Isu ini kerap di terbangkan, dimanfaatkan dijadikan senjata pihak lawan politiknya untuk menjatuhkan karakter dan pembusukan nama baik ke publik.. Hal inipun menjadi perhatian hingga di pertanyakan banyak kalangan  masyarakat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung khususnya Kota Pangkalpinang.

Untuk memecah teka-teki dibenak dan simpang siur opini liar di masyarakat, Jendela Babel mencoba menyambangi dan mewawancarai langsung Frop Udin usai dirinya bersama rombongan bertemu sapa masyarakat di salah satu kelurahan Kota Pangkalpinang. Dalam kesempatan itu, Kepada awak media dirinya mengaku senang dengan kedatangan wartawan dengan pertanyaan perihal BUMD. Menurut dirinya, pertanyaan perihal tersebut adalah pertanyaan edukasi.

“Nah, ini pertanyan edukasi buat masyarakat. Artinya saya diberikan kesempatan oleh Allah untuk menyampaikan. “Ujar Prof Udin dengan tawa ciri khasnya.

Sebelumnya, Prof Udin
menegaskan komitmennya untuk membangun kota dengan prinsip efisiensi dan kemandirian fiskal. Lebih lanjut, dirinya menyampaikan rekam jejaknya selama menjabat sebagai Direktur Utama PT. Bumi Bangka Belitung Sejahtera (BUMD Babel) periode 2019–2022 menjadi bukti konkret.

Klarifikasinya, selama kepemimpinan di BUMD tidak pernah menerima penyertaan modal dari Pemprov Babel.

“Kami bergerak mandiri, tanpa bantuan APBD. Justru kami menggandeng investor dan pemerintah pusat untuk masuk ke Babel,” ujar Frop. Udin, Jum’at (18/7/2025).

Ia menyebutkan, prioritasnya selama menjabat adalah memperbaiki tata kelola administrasi dan keuangan perusahaan. Hasilnya, BUMD Babel bisa menjalankan berbagai program strategis tanpa membebani keuangan daerah. Salah satunya adalah keberadaan Berkah Mart yang tersebar di desa-desa. Menurutnya, BUMD hanya berperan dalam penyaluran barang melalui Distribution Center (DC) Berkah Mart. Dari 210 Berkah Mart hanya 64 yang bekerja sama.

Sementara pengelolaan di lapangan dilakukan mandiri oleh masing-masing BUMDes. Bahkan, DC itu sendiri dikelola secara profesional oleh pihak ketiga, PT. Babel Berkah Usaha Bersama (BBUB).

Tak hanya itu, Prof. Udin juga menghidupkan kembali Pabrik Pengolahan Beras Premium di Batu Betumpang, Pulau Besar. Pabrik yang sempat terbengkalai belasan tahun ini kembali beroperasi berkat kerja sama dengan PT. Bumi Pangan Digdaya.

“Dengan aktifnya kembali pabrik ini, kita bisa menyerap hasil panen petani dan mengolahnya menjadi beras premium,” jelasnya.

Dalam skala nasional, Prof. Udin berhasil menyakinkan pemerintah pusat untuk mendirikan Pabrik Pengolahan Limbah B3 di Kawasan Industri Sadai, satu-satunya di Bangka Belitung. Meski pembangunannya telah rampung, pabrik ini masih menunggu izin operasional dari Kementerian Lingkungan Hidup.

“Tapi yang jelas, tidak sepeser pun dana APBD yang digunakan,” tegasnya.

Prestasi lain yang patut dicatat adalah pembentukan Kantor Pemasaran Bersama (KPB) Lada Babel, yang menjadi solusi atas carut-marutnya tata niaga lada.

KPB menyatukan petani, koperasi, eksportir, hingga pemegang indikasi geografis lada. Hasilnya, alur ekspor menjadi lebih tertib dan berdampak positif pada pendapatan daerah.

Di akhir masa jabatannya, Prof. Udin juga dikenal sebagai figur yang tegas terhadap kepatuhan pajak.

“Kami rutin membayar pajak. Bahkan kami menemukan ada tunggakan dari 2015–2016 yang belum terselesaikan. Saya ambil alih tanggung jawab itu dan negosiasi dengan pihak pajak untuk menyicilnya,” katanya.

Diahir penyampaian, Prof Udin menyebut dengan rekam jejak tersebut, dirinya membawa semangat pengelolaan transparan, kolaboratif, dan mandiri ke dalam pencalonannya sebagai Wali Kota Pangkalpinang.

“Prinsip saya sederhana membangun dengan akal sehat, bukan mengandalkan bantuan terus menerus. Jika Babel bisa mandiri, Pangkalpinang pun bisa,” tegasnya. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *