Scroll untuk baca artikel
PANGKALPINANG

Molen Janji Lagi Masalah Banjir Saat Debat. Warga: Banjir Tak Bisa Ditutupi dengan Bangun ‘Telur Dinosaurus’

52
×

Molen Janji Lagi Masalah Banjir Saat Debat. Warga: Banjir Tak Bisa Ditutupi dengan Bangun ‘Telur Dinosaurus’

Sebarkan artikel ini

JENDELABABEL.COM, PANGKALPINANG – Calon Wali Kota Pangkalpinang Maulan Aklil (Molen), kembali menebar janji saat pelaksanaa debat Paslon yang diselenggarakan oleh KPU, Rabu (18/8/2025) di Hotel Aston.

Sorotan publik tertuju pada Molen yang kembali menebar janji, padahal banyak permasalahan di Kota Pangkalpinang yang belum terselesaikan saat dirinya 5 tahun menjabat walikota periode 2018-2023

Terutama masalah tahunan seperti banjir, warga menilai pembangunan Molen hanya mempercantik muka untuk menutupi permasalahan banjir di Kota Pangkalpinang.

Salah satunya adalah proyek bollard (bola beton di trotoar, atau sering warga sebut dengan ‘telur dinosaurus. Pembangunan ini justru dianggap penutup isu serius seperti banjir berkepanjangan.

Diketahui sebelumnya, Pemkot menganggarkan pembuatan kurang lebih 1.000 bollard yang tersebar di beberapa titik Pangkalpinang

Banyak masyarakat menilai menilai penggunaan anggaran untuk bollard, apapun tujuannya berpotensi mengalihkan dana dari penanganan banjir yang mendesak. Data dari Bappelitbangda menunjukkan bahwa pada tahun 2021, Pemerintah Kota menganggarkan sekitar Rp 30 miliar untuk pengendalian banjir . Namun, hingga kini, masalah banjir masih berulang dan belum diatasi secara tuntas.

Dari pada membangun 1000 bollard, anggaran tersebut menurut warga, harusnya difokuskan pada langkah konkret seperti perbaikan dan penataan sistem drainase, Evaluasi dan penegakan terkait pembangunan di lahan rawa.

Sementara itu, proyek bollard walau memberikan kesan kota yang rapi dan ramah pejalan kaki dinilai hanya bersifat kosmetik jika dibandingkan dengan kebutuhan struktural dan ekologis kota yang rawan banjir.

Seperti yang disampaikan Suryani (45) Warga Bukit Sari, ia berharap kepala daerah memprioritaskan permasalah banjir yang tak kunjung bisa diselesaikan oleh kepemimpinan sebelumnya.

“Kami ini sudah bertahun-tahun kebanjiran, tidak ada yang salah mempercantik kota, memang bagus untuk foto-foto, tapi banjir nggak bisa diatasi dengan selfie. Tolong kepala daerah kedepan fokus dulu program yang bikin warga aman,” ucapnya.

Sementara, Rendra Prasetyo, Warga Kampak menuturkan, sebaiknya pemerintah harus berani menentukan skala prioritas. Kalau ada anggaran besar, seharusnya fokus pada penataan saluran air, normalisasi sungai, dan penertiban pembangunan dan menjaga wilayah serapan air.

“Estetika kota penting, tapi kalau tiap musim hujan masih banjir ya percuma,” pungkasnya. (SAP)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *